Lompat ke konten

Cara Menjadi Suami Yang Baik Menurut Islam

  • oleh
suami yang baik menurut islam

Cara Menjadi Suami Yang Baik Menurut Islam – Laki – laki mana yang tidak ingin membangun rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah sekaligus sosok kepala rumah tangga ideal yang sejati ?

Bagaimana sepatutnya sifat suami yang baik dalam agama ?

Apakah seseorang yang tampak gagah ?

Apakah seseorang yang memiliki kekayaan melimpah ?

Kewajiban seorang suami terhadap istri tidak hanya soal uang atau nafkah kebutuhan primer seperti pakaian dan tempat tinggal saja, melainkan banyak hal lain yang jarang diketahui.

  1. Menjaga Diri Sendiri dan Keluarga

Tugas terberat  seorang suami bukan terletak pada memperjuangkan nafkah untuk keluarga. Mengenai hal tersebut, telah tercantum dalam Al Quran.

“Wahai orang-orang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari Api Neraka.” (QS. At Tahrim : 6)

Maka, sebelum seorang suami membimbing atau memberikan sesuatu kepada keluarganya yang baik, ia harus mempersiapkan dulu dirinya sendiri dengan baik.

Menjadi seorang suami berarti menjadi orang yang bertanggung jawab dan akan diminta pertanggungjawabannya di akhirat nanti.

“Setiap orang adalah pemimpin dan akan diminta pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Muslim)

Seorang suami akan ditanya, Bagaimana ia menjalankan kewajibannya dalam menafkahi keluarga. Bagaimana ia membimbing keluarganya ke jalan yang lurus, dan sebagainya yang berhubungan dengan kewajiban sosok suami.

Hal lainnya adalah, Seperti urusan yang wajib dalam syariat agama, misalnya hijabnya seorang perempuan.

Suami lah yang memperhatikan istrinya ketika akan keluar rumah. Apakah hijabnya sudah syari ?

Syari disini adalah menutupi aurat secara baik. Meskipun model hijab tidak di tentukan oleh agama, tapi Allah telah menentukan batasan – batasannya seperti, hijab yang longgar, tidak menerawang, menutup rambut dan dada.

Jadi, yang diperhatikan bukan hanya bagaimana membuat paras istri anda terlihat cantik saja. Seharusnya seorang suami juga mengutamakan bimbingan aqidah dan akhlaq yang baik untuk istrinya.

Bimbingan tersebut pun, di tegaskan bukan hanya kepada istri, tapi juga anak – anaknya.

Misalnya dengan lebih memperhatikan cara anak berdandan, berpakaian, hingga ilmu yang ia dapat dari majlis ilmu atau kegiatan sekolah.

Anda sekarang sudah mulai paham, betapa tugas seorang suami itu tidak mudah.

Jika di masa dulu, perintah suami dalam memberi ijin atau tidaknya istri ketika keluar rumah terasa lebih mudah dilakukan.

Berbeda di saat ini, ketika seorang istri sudah mengeluarkan handphone-nya, sebenarnya istri sedang menjelajah keluar rumah.

Mungkin lewat membaca status, memposting status atau foto, memberi komentar dan lain sebagainya.

Ini termasuk tantangan cukup berat bagi suami, dimana ia harus bertindak sebagai pemimpin yang bukan hanya bisa melarang istrinya melakukan ini dan itu, tetapi juga mampu meng-ilhami istrinya agar paham mengenai akhak seorang istri yang baik.

  1.  Mampu Menahan Pandangan

Memang sebuah realita, bahwa manusia ketika sudah diberi satu keberhasilan, maka ia tidak akan puas dan biasanya akan minta sesuatu yang lebih lagi.

Begitu telah berhasil untuk yang kedua kalinya, ia akan meminta yang lebih lagi. Begitu seterusnya.

Ketika pertama kali menikah dengan anda, ia akan meihat anda sebagai seorang istri yang cantik dan sempurna. Anda adalah sosok yang sangat ia idamkan.

Tapi setelah berjalannya tahun, dia melihat wanita lain lebih cantik, lebih sempurna. Allahu A’lam

Kekurangan pada setiap manusia itu wajar. Tugas suami tak terkecuali istri adalah membangun kesadaran disaat salah satu memiliki kekurangan.

Mulai dari sekarang, sepasang suami istri harus saling mempelajari kebenaran ilmu rumah tangga dalam islam, agar kedua belah pihak saling mengusahakan kebaikan dalam setiap langkah hidup bersama.

Rumah tangga adalah amal sholeh. Pemimpin yang pantas didalamnya bukan hanya seorang lelaki yang suka menebar janji, suka berkata manis saja, yang badannya kuat dan kekar atau yang banyak relasi dalam pekerjaannya,

Pemimpin yang baik adalah yang bisa menepati janji, menjaga komitmen, peka terhadap lingkungan sekitar, memperlakukan istri dan anaknya dengan baik, dan tetap menghormati kedua orang tuanya.

Untuk konsultasi lebih lanjut mengenai aura, jodoh, asmara atau rumah tangga silahkan hubungi 

Semoga kita semua mampu menjaga diri kita dari perbuatan yang membuat Allah SWT murka. Aamiin.